Sabtu, 04 Juni 2016

MISTERI NUKLIR

 
  
Pada hari selasa tanggal 3 mei 2016. Mahasiswa Pendidikan Fisika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mengadakan kunjungan ke PUSPIPTEK Serpong untuk melihat Reaktor Nuklir GA Siwabessy dengan jumlah mahasiswa 59 orang dan di dampingi 1 orang dosen yang bernama Ai Nurlaela, M.Si. kami sangat diterima dengan baik di PUSPIPTEK, dan kami juga mendapat Tim Pemandu PRSG yang terdiri dari Cahyana ST, Drs. Unggul Hartoyo, Agung Satrio S.Si. Puspitasari Ramadania S.Si, Ngariatinah, Suharyo, Sunarningsih dkk. mendapat penjelasan mengenai perkembangan dari sejarah reaktor RSG-GAS dengan penjelasan mengenai kelengkapan sarana prasarana yang dimiliki oleh reaktor RSG-GAS. Penjelasan secara menyeluruh mengenai pengoperasian reaktor RSG-GAS disampaikan baik di Lobby maupun di fasilitas reaktor.
 
Rombongan juga mendapat penjelasan mengenai fungsi dan manfaat dari reaktor RSG-GAS. Selain itu dijelaskan pula mengenai proses bisnis reaktor dan manajemen, inspeksi dan pengawasan serta sistem pelaporan pengelolaan reaktor RSG-GAS termasuk didalamnya penjelasan mengenai Sistem Mutu, Budaya Keselamatan, Budaya Keamanan maupun Sistem Monitoring dan Evaluasi serta Pengawasan Dampak Lingkungan di PRSG dan Dijelaskan sejarahnya awal mula terbentuknya Reaktor Nuklir.
 
Kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi nuklir di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1958 bersamaan dengan terbentuknya Lembaga Tenaga Atom (LTA). Pada awalnya LTA hanya memiliki peralatan dan laboratorium sederhana, sehingga kegiatan litbang yang dapat dilakukan baru terbatas pada bidang pertanian, lingkungan dan hidrologi. Tokoh yang sangat berjasa dalam pengembangan nuklir di Indonesia adalah Prof. Dr. GA. Siwabessy yang ketika itu menjabat sebagai Direktur Jenderal LTA yang pertama. Pada tahun 1964 sejalan dengan perkembangan kelembagaan, LTA menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Selanjutnya Reaktor riset pertama berhasil dibangun dan dioperasikan pada tahun 1965 dengan daya 250 kW di Bandung dan diberi nama Raktor Triga Mark II. Reaktor tersebut merupakan fasilitas penelitian dalam kegiatan riset dan produksi zat radioaktif. Pada dasawarsa berikutnya reaktor penelitian kedua telah dibangun dan dioperasikan di Yogyakarta dengan daya 100 kW yang diberi nama Kartini yang dibangun oleh bangsa Indonesia. Reaktor Kartini selain untuk kegiatan penelitian juga digunakan untuk fasilitas pelatihan  calon operator reaktor.
 
Pada tahun 1980-an pemerintah mulai merencanakan untuk memanfaatkan tenaga nuklir sebagai pembangkit listrik yang ditandai dengan dibangunnya fasilitas nuklir berupa reaktor serbaguna GA Siwabessy di Serpng, Tangerang. Selain reaktor riset yang telah dimiliki, untuk sarana penguasaan teknologi nuklir juga telah dilengkapi dengan fasilitas produksi bahan bakar reaktor riset dan reaktor daya, fasilitas pengolahan limbah radioaktifitas, fasilitas pengujian bahan dan fasilitas keselamatan reaktordaya, rekayasa instrumentasi nuklir, eksplorasi mineral radioaktif dll. Seluruh fasiltas Nuklir tersebut di bangun di Kawasan Puspiptek Serpong yang mulai dioperasikan pada tahun 1987 dan kawasan Nuklir Pasar Jumat. Semua ini digunakan dalam upaya penguasaan teknologi industri nuklir untuk menunjang kemamndirian dalam pembangunan dan pengoperasian PLTN di Indonesia.
 
Selain itu kita juga dijelaskan apa sih itu Nuklir?
 
Nuklir adalah sebuah kata sifat yang khusus berhubungan dengan nucleus atau inti atom. Reaksi nuklir merupakan reaksi yang melibatkan inti atom. Biasanya terjadi antara inti atom dengan inti atom atau dengan partikel elementer yang menghasilkan produk yang berbeda dengan inti atom atau partikel sebelum reaksi. Secara umum reaksi nuklir dapat dibedakan menjadi reaksi penggabungan (fusi) dan reaksi pembelahan (fisi). Reaksi fusi nuklir merupakan penggabungan dua buah inti atom untuk menghasilkan inti atom yang lebih berat.

Radiasi adalah pancaran energi melalui materi atau ruang dalam bentuk partikel berenergi (energetic particle) atau gelombang elektron magnetik. Radiasi elektromagnetik, seperti cahaya atau gelombang radio, tidak memiliki massa atau muatan. Radiasi tertentu memiliki energi yang cukup untuk membuat elektron keluar dari orbit atom materi yang dilaluinya. Proses ini disebut ionisasi dan radiasi yang bisa menimbulkan ionisasi disebut radiasi pengion. Sedangkan radioaktifitas adalah proses spontan dan alami ketika atom yang tidak stabil dari isotop sebuah unsur radioaktif mengalami transformasi atau menurun menuju kondisi stabil dengan cara memancarkan atau meradiasikan kelebihan energi dalam bentuk partikel atau gelombang elektromagnetik.  

Sinar gamma adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari inti atom radioaktif yang mengalami proses peluruhan. Seperti semua radiasi gelombang elektromagnetik, sinar gamma tidak bermassa atau bermuatan sehingga kurang berinteraksi dengan materi yang dilewatinya  jika dibandingkan dengan partikel pengion lainnya. Oleh karena itu daya tembus sinar gamma jauh lebih besar daripada partikel alpha ataupun beta. Sesuai dengan sifatnya, sinar gamma bisa menimbulkan kerusakan jika terpapar dari luar tubuh.
 
Kemungkinan seseorang terkena radiasi yang dapat mematikan seketika adalah sangat kecil. Tidak ada contoh demikian dalam sejarah dunia. Pada 6 Agustus 1945, sebagian populasi dari kota Hiroshima di Jepang menerima dosis radiasi yang sangat besar. Hari itulah untuk pertama kalinya dijatuhkan bom atom yang selama ini belum pernah digunakan. Tiga hari kemudian, banyak orang Nagasaki menghadapi nasib yang sama. Sejak itu, bom-bom atom tidak pernah digunakan lagi dalam perang.
 
Dosis seketika paling tinggi yang diizinkan bagi para pekerja yang terkena radiasi dalam pekerjaannya (batas dosis tahunan) adalah 50 mSv, dan rata-rata pertahun tidak boleh melebihi 20 mSv. Jadi jelas bahwa pengaruh langsung terhadap kesehatan atau tanda-tanda nyata dari sakit akibat radiasi tidak dapat dideteksi selama batas dosis tidak dilewati.
Jika dosis radiasi yang mematikan dapat disamakan dengan tinggi bangunan menjulang seperti Menara Eifel, maka batas dosis bagi para pekerja yang terkena radiasi dalm pekerjaannya adalah sebesar manusia dan batas dosis bagi masyarakat umum adalah setebal batu-bata.
Oleh karena itu kita betul-betul yakin bahwa pancaran radiasi akibat musibah reaktor pada pembangkit tenag nuklir di Harrisburg pada 1979 atau debu radioaktif di negara-negara lain akibat musibah Chernobyl tidak menyebabkan tanda-tanda sakit sama sekali. Dalam kedua peristiwa ini tidak ada masyarakat umum menerima dosis melebihi 0,1 mSv. Namun, banyak orang mengatakan bahwa akibat radiasi, mereka menderita penyakit kulit atau pusing-pusing kepala, mual atau sakit perut.

Nuklir akan menjadi energi masa depan, energi nuklir bisa menjadi sumber alternatif dalam listrik , karena listrik sangat diperlukan dalam berbagai keperluan, baik rumah tangga, industri, penerangan dan lain-lain. Kebutuhan manusia akan listrik meningkat setiap tahun seiring pertumbuhan populasi dan tuntutan peningkatan kesejahteraan manusia. Sekarang yang menjadi persoalan adalah berapa banyak sumber energi yang kita punya dan dengan cara  bagaimana sehingga sumber tersebut bisa dimanfaatkan secara optimal.  Sumber air kemungkinan tersedia cukup banyak, tetapu yang bisa digunakan untuk pembangkit listrik hanya air sungai yang berarus cepat dan tentunya mempunyai kemiringan yang memenuhi syarat. Sementara itu, minyak dan gas adalah termaauk sumber daya yang tidak terbarukan dan lebih cocok digunakan untuk tujuan lain. Sumber primer lain yang dapat digunakan untuk pembangkitan energi adalah batu bara dan uranium. Sumber ini jumlahnya sangat banyak dan bisa dijadikan sumber energi masa depan. Kalau dibandingkan dengan batu bara, uranium memang tidak cukup banyak keberadaannya di alam. Tetapi karena mempunyai intensitas panas energi yang tinggi, uranium lebih efisien digunakan untuk bahan bakar. Unsur ini lebih aman dan ekonomis sebagai bahan bakar untuk memproduksi listrik. Sebagai contoh 1gram uranium mempunyai kandungan energi setara dengan 150 kg batubara. Dalam memproduksi listrik, PLTN menghasilkan unsur-unsur yang bersifat radioaktif, yang merupakan hasil reaksi pembelahan inti atom uranium dan disebut radioisotop. Unsur-unsur ini tetap terkukung di dalam batang bahan bakar yang terbuat dari logam. Dengan menggunakan teknologi tinggi, unsur-unsur ini bisa dipisahkan untuk dimanfaatkan berbagai bidang, seperti dibidang kesehatan, penelitian, pengujian dan perawatan.
Beberapa pemanfaatan teknologi nuklir dalam kehidupan sehari-hari dapat digolongkan ke dalam berbagai bidang, antara lain sebagai berikut.
a.       Bidang Peternakan
Para peneliti Indonesia berhasil menggunakan isotop radioaktif untuk mendayagunakan pakan sehingga dengan jumlah pakan yang sama akan dapat dikomsumsi oleh lebih banyak ternak. Namanya adalah Urea Molasses Multinutrient Block (UMMB) yang telah digunakan oleh para peternak di Jabar, Jateng, dan kawasan timur Indonesia, khususnya Nusa Tenggara Barat. Hal ini menyebabkan ternak yang diberi formula tersebut bisa lebih cepat perkembangannya gemuk dan bobotnya bertambah, meningkatkan kualitas dan produksi susu ternak, dan mempercepat reproduksi.
Dibidang peternakan, teknologi nuklir telah dimanfaatkan untuk memproduksi vaksin untuk anak ayam, penggemukan hewan ternak, peningkatan daya tahan ternak terhadap penyakit, dan lain sebagainya.
Teknik nuklir radiasi yang dilakukan di bidang kesehatan ternak, bermanfaat antara lain untuk melemahkan patogenisitas penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus dan cacing.  Para ilmuwan juga telah berhasil menemukan pemanfaatan radiasi telah membuat radiovaksin dan pengawetan produk ternak. Radiovaksin adalah teknik pembuatan vaksin dengan cara iradiasi. Melalui vaksin ini, kekebalan atau antibodi ternak dalam melawan penyakit dapat ditingkatkan. Dalam usaha perbaikan genetik hewan ternak pun, energi nuklir dapat dimanfaatkan.

b.       Bidang Pertanian
Dibidang pertanian, teknologi nuklir dimanfaatkan untuk mendapatkan varitas tanaman yang unggul seperti varitas padi dan kedelai melalui tehnik irradiasi. Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) telah menghasilkan sejumlah varietas unggul yang baru dengan cara mutasi oleh imbas radiasi, seperti varietas padi untuk dataran rendah dan dataran tinggi, kedelai, dan kacang hijau. Sebagai contoh, dulu produksi padi sawah hanya 4 – 5 ton perhektar, namun dengan varietas unggul hasil mutasi radiasi, maka produktivitas panen bisa ditingkatkan menjadi 7-11 ton perhektar.
Di antara manfaat dari teknologi nuklir adalah pengurangan penggunaan pupuk buatan serta pendayagunaan dan peningkatan produktivitas lahan, pengendalian hama tanaman.

c.        Bidang Kedokteran
Teknologi nuklir dapat dimanfaatkan untuk kesehatan, baik untuk diagnosa maupun untuk pengobatan atau terapi.
Dengan menggunakan radiasi dari isotop radioaktif cobalt pada dosis tertentu terhadap sel-sel kanker, sel-sel ini akan mati, sedangkan sel-sel normal tidak begitu terpengaruh selama pengobatan. Selain itu untuk mendiagnosa penyakit pasien tanpa harus melakukan pembedahan, para dokter biasanya menggunakan sinar-X. Selain itu, kedokteran nuklir juga mampu mendeteksi adanya kekambuhan penyakit kanker.
Sejak puluhan tahun lalu, berbagai rumah sakit nasional telah memanfaatkan radioisotope produksi dalam negeri guna keperluan diagnosa atau pun terapi aneka macam penyakit.
Bidang kedokteran telah mengambil manfaat dari teknik nuklir seperti pemeriksaan medik dengan menggunakan pesawat gamma kamera, renograf-prototipe yang berguna untuk diagnosis fungsi ginjal, pesawat sinar X-prototipe yang berguna sebagai diagnosis anatomi organ tubuh, Thyroid uptake-prototipe untuk uji tangkap gondok, dan brachterapi yang digunakan sebagai terapi kanker rahim, pemeriksaan jantung koroner, dan mendeteksi pendarahan pada saluran pencernaan.
Selain untuk Brakiterapi, radisotop Cs-137 dan Co-60 juga dimanfaatkan untuk Teleterapi, meskipun belakangan ini teleterapi dengan menggunakan radioisotop Cs-137 sudah tidak direkomendasikan lagi untuk digunakan. Meskipun pada dekade belakangan ini jumlah pesawat teleterapi Co-60 mulai menurun digantikan dengan akselerator medik. Radioisotop tersebut selain digunakan untuk brakiterapi dan teleterapi, saat ini juga telah banyak digunakan untuk keperluan Gamma Knife, sebagai suatu cara lain pengobatan kanker yang berlokasi di kepala.
Generator radioisotop-pun saat ini juga berperan besar dalam memproduksi radioisotop untuk kesehatan, terutama kedokteran nuklir. Produksi, pengembangan dan pemanfaatan generator Mo-99/Tc-99m merupakan dampak positif dalam aplikasi nuklir untuk kesehatan dan farmasi. Dengan generator ini masalah-masalah faktor produksi ulang, waktu, dan jarak terhadap tempat yang memproduksi radioisotop, selain juga mengurangi dosis yang diterima oleh pasien.
Teknologi Nuklir untuk Pemandulan Vektor Malaria. Salah satu cara pemandulan nyamuk/vektor adalah dengan cara radiasi ionisasi yang dikenakan pada salah satu stadium perkembangannya. Radiasi untuk pemandulan ini dapat menggunakan sinar gamma, sinar X atau neutron.
Kemampuan lainnya adalah menentukan lokasi kelainan pada keadaan di mana kadar petanda tumor dalam darah meningkat. Manfaat lain dari teknik kedokteran nuklir adalah dapat digunakan untuk memantau fungsi organ dan mendeteksi kerusakan yang ditimbulkan oleh pengobatan, misalnya memantau fungsi jantung penderita yang mendapat perawatan kemoterapi. Selain itu, pencitraan tulang menggunakan teknik kedokteran nuklir merupakan cara untuk mendeteksi penyebaran kanker ke tulang. Metode yang sama juga digunakan juga untuk memantau. teknologi nuklir juga sangat membantu dalam penyembuhan penyakit jantung. Teknologi nuklit memiliki kemampuan dalam mendiagnosis dan menentukan prognosis penyakit jantung koroner.  Secara umum teknik kedokteran nuklir dalam bidang kardiologi (penyakit jantung) menggunakan kamera gamma yang dapat digunakan untuk menilai fungsi jantung secara kualitatif dan kuantitatif. Selain itu, dapat pula dilakukan penilaian fungsi jantung secara global maupun regional. Selain itu, untuk memindai paru-paru dan menilai masalah pernapasan.
d.      Bidang Energi
Penggunaan yang paling signifikan adalah reaktor nuklir sebagai sumber energi untuk pembangkitan tenaga listrik dan untuk kekuasaan di beberapa kapal-kapal. Hal ini biasanya dilakukan dengan metode yang melibatkan menggunakan panas dari reaksi nuklir untuk tenaga turbin uap. Dibidang energi, tenaga nuklir telah dimanfaatkan secara besar-besaran untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Untuk transportasi dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu pemanfaatan langsung reaktor nuklir untuk transportasi dan pemanfaatan secara tak langsung dengan produksi Hidrogen dari kelebihan panas reaktor nuklir, yang nantinya hidrogen tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
Energi nuklir adalah tipe teknologi nuklir yang melibatkan penggunaan tekendali dari reaksi fisi nuklir untuk melepaskan energi, termasuk propulsi, panas, dan pembangkitan energi listrik. Energi nuklir diproduksi oleh reaksi nuklir terkendali yang menciptakan panas yang lalu digunakan untuk memanaskan air, memproduksi uap, dan mengendalikan turbin uap. Turbin ini digunakan untuk menghasilkan energi listrik dan/atau melakukan pekerjaan mekanis.
Saat ini, energi nuklir menghasilkan sekitar 15,7% listrik yang dihasilkan di seluruh dunia (data tahun 2004) dan digunakan untuk menggerakkankapal induk,kapal pemecah es, dan kapal selam nuklir.
e.       Bidang Biologis
Dalam bidang biologi, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis. Radioisotop ini, berupa karbon-14 (C-14) atau oksigen-18 (O-18). Keduanya dapat digunakan untuk mengetahui asal-usul atom oksigen (dari CO2 atau dari H2O) yang akan membentuk senyawa glukosa atau oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis (Sutresna, 2007 dan Abdul Jalil Amri Arma, 2009). 6CO2 + 6H2OC6H12O6 + 6O2
f.        Pengukuran Usia Bahan Organik
Radioisotop karbon-14, terbentuk di bagian atas atmosfer dari penembakan atom nitrogen dengan neutron yang terbentuk oleh radiasi kosmik.
Karbon radioaktif tersebut di permukaan bumi sebagai karbon dioksida dalam udara dan sebagai ion hidrogen karbonat di laut. Oleh karena itu karbon radioaktif itu menyertai pertumbuhan melalui fotosintesis. Lama kelamaan terdapat kesetimbangan antara karbon-14 yang diterima dan yang meluruh dalam tumbuh-tumbuhan maupun hewan, sehingga mencapai 15,3 dis/menit gram karbon. Keaktifan ini tetap dalam beberapa ribu tahun. Apabila organisme hidup mati, pengambilan 14C terhenti dan keaktifan ini berkurang. Oleh karena itu umur bahan yang mengandung karbon dapat diperkirakan dari pengukuran keaktifan jenisnya dan waktu paruh 14C. ( 12 T = 5.730 tahun).
g.       Kegunaan lain radioisotop dalam bidang biologi sebagai berikut
Mempelajari proses penyerapan air serta sirkulasinya di dalam batang tumbuhan.
Mempelajari pengaruh unsur-unsur hara selain unsur-unsur N, P, dan K terhadap perkembangan tumbuhan. Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya mendapatkan bibit unggul. Mempelajari kesetimbangan dinamis. Mempelajari reaksi pengeseran.
h.        Bidang Pangan
Dengan dosis radiasi tertentu bakteri dan salmonela yang ada pada produk makanan dan minuman itu bisa dimatikan, sehingga kondisi makanan tetap segar dan utuh, dan juga tidak ada efek samping.
Irradiasi makanan adalah proses memaparkan makanan dengan radiasi pengion yang ditujukan untuk  menghancurkan mikroorganisme, bakteri, virus, atau serangga yang diperkirakan berada dalam makanan. Jenis radiasi yang digunakan adalah sinar gamma, sinar X, dan elektron yang dikeluarkan oleh pemercepat elektron. Aplikasi lainnya yaitu pencegahan proses pertunasan, penghambat pemasakan buah, peningkatan hasil daging buah, dan peningkatan rehidrasi. Secara garis besar, irradiasi adalah pemaparan (penyinaran dengan radiasi) suatu bahan untuk mendapatkan manfaat teknis.
i.         Bidang Arkeologi
Menentukan umur fosil dengan C-14. Radioisotop memiliki peran yang masih sulit digantikan oleh metode lain. Radioisotop berperan dalam menentukan usia sebuah fosil. Usia sebuah fosil dapat diketahui dari jejak radioisotop karbon-14. Ketika makhluk hidup masih hidup, kandungan radioisotop karbon-14 dalam keadaan konstan, sama dengan kandungan di atmosfer bumi yang terjaga konstan karena pengaruh sinar kosmis pada sekitar 14 dpm ( disintegrations per minute) dalam 1 gram karbon. Hal ini dikarenakan makhluk hidup tersebut masih terlibat dalam siklus karbon di alam. Namun, sejak makhluk hidup itu mati, dia tidak terlibat lagi ke dalam siklus karbon di alam. Sebagai akibatnya, radioisotop karbon-14 yang memiliki waktu paro 5730 tahun mengalami peluruhan terus menerus. Usia sebuah fosil dapat diketahui dari kandungan karbon-14 di dalamnya. Jika kandungan tinggal separonya, maka dapat diketahui dia telah berusia 5730 tahun.

j.         Bidang Hidrologi
1.       Untuk menguji kecepatan aliran sungai atau aliran lumpur
Radioisotop ini dapat digunakan untuk mengukur debit air. Biasanya, radioisotop natrium-24 (Na-24) digunakan dalam bentuk garam NaCl. Dalam penggunaannya, garam ini dilarutkan ke dalam air atau lumpur yang akan diteliti debitnya. Pada tempat atau jarak tertentu, intensitas radiasi diperiksa, sehingga rentang waktu yang diperlukan untuk mencapai jarak tersebut dapat diketahui.
2.       Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa bawah tanah
Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa-pipa yang ditanam di bawah tanah, biasanya digunakan radioisotop Na-24 dalam bentuk garam NaCl atau Na2CO3. Radioisotop Na-24 ini dapat memancarkan sinar gamma yang bisa dideteksi dengan menggunakan alat pencacah radioaktif Geiger Counter. Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa air, garam yang mengandung radioisotop Na-24 dilarutkan kedalam air. Kemudian, permukaan tanah di atas pipa air diperiksa dengan Geiger Counter. Intensitas radiasi yang berlebihan menunjukkan adanya kebocoran. Radioisotop juga dapat digunakan untuk menguji kebocoran sambungan logam pada pembuatan rangka pesawat.
k.       Bidang Pertambangan
Radioisotop memberikan manfaat besar pula di bidang pertambangan. Pada pertambangan minyak bumi, radioisotop membantu mencari jejak air di dalam lapisan batuan. Pada pengeboran minyak bumi biasanya hanya sebagian dari minyak bumi yang dapat diambil dengan memanfaatkan tekanan dari dalam bumi. Jika tekanan telah habis atau tidak cukup, diperlukan tekanan tambahan untuk mempermudah pengambilannya. Penambahan tekanan ini dapat dilakukan dencan cara membanjiri cekungan minyak dengan air yang dikenal dengan flooding. Air disuntikkan ke dalamnya melalui pengeboran sumur baru. Pada proses penyuntikan air ini perlu kepastian bahwa air yang dimasukkan ke dalam lapisan batuan benar-benar masuk ke cekungan minyak yang dikehendaki. Di sini lah radioisotop memainkan peran. Radioisotop kobal-57, kobal-58 dan kobal-60 dalam bentuk ion komplek hexacyanocobaltate merupakan solusinya. Ion ini akan bergerak bersama-sama dengan air suntikan sehingga arah gerakan air tersebut dapat diketahui dengan mendeteksi keberadaan radioisotop kobal tersebut. Radiosotop kobal-60 dalam bentuk hexacyanocobaltate telah berhasil dibuat di Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang dan siap untuk didayagunakan.
Tritium radioaktif dan cobalt 60 digunakan untuk merunut alur-alur minyak bawah tanah dan kemudian menentukan srategi yang paling baik untuk menyuntikkan air ke dalam sumur-sumur. Hal ini akan memaksa keluar minyak yang tersisa di dalam kantung-kantung yang sebelumnya belum terangkat. Berjuta-juta barrel tambahan minyak mentah telah diperoleh dengan cara ini.
l.         Bidang Industri
Saat ini radioaktif digunakan oleh industri. Misalnya industri pupuk, atau bahkan digunakan oleh perusahaan yang mencari sumber sumber baru minyak bumi yang ada di perut bumi. Di bidang industri, teknologi nuklir pun sudah banyak digunakan, misalnya untuk sterilisasi, pengujian kualitas bahan, konstruksi, dan banyak lagi.
1.      Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Teknik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam.
2.      Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.

3.      Pengawetan bahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena inengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama. Radiasi sinar gamma dapat dilakukan pada pengawetan makanan melalui dua cara:
  Membasmi mikroorganisme, misalnya pada pengawetan rempah-rempah, seperti merica, ketumbar, dan kemimiri.  Menghambat pertunasan, misalnya untuk pengawetan tanaman yang berkembang biak dengan pembentukkan tunas, seperti kentang, bawang merah, jahe, dan kunyit.

4.      Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil.

5.       Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja

Dibidang industri, Distributed Control System (DCS) dan Nucleonic Control System (NCS) telah dipergunakan untuk mendeteksi berbagai kesalahan atau kelainan pada sistem kerja alat industri. DSC dan NSC akan secara otomatis melakukan pengendalian jika terdapat ada kelainan dalam operasi terutama dalam sistem produksi.

m.     Bidang Lain
Nuklir juga ternyata bisa dipakai untuk mengukur unsur serta kandungan partikel yang bertebaran di udara. Di zaman ini, pencarian air di bawah tanah dan menawarkan air asin, juga dilakukan dengan menggunakan teknologi nuklir. Kalau pemanfaatan iptek nuklir di Indonesia pada awal 1970 lebih ditekankan untuk mencari kebocoran air dari berbagai dam, mengukur debit air sungai, dan sebagainya, pada akhir-akhir ini pemanfaatan iptek nuklit digunakan untuk mencari sumber air tanah dalam yang akan digunakan sebagai sumber air di daerah sulit air.
Pada bidang konstruksi, khususnya paka teknologi jalan. Teknologi nuklir digunakan untuk  mengukur kelembaban dan kepadatan tanah, aspal, dan beton. Pemanfaatan teknologi nuklir juga digunakan untuk menentukan kerapatan (kepadatan) suatu produk industri, misalnya untuk menentukan kepadatan tembakau pada rokok digunakan Sr-90, juga dapat digunakan untuk menentukan ketebalan kertas. Saat ini terdapat beberapa industri rokok di Indonesia yang telah memanfaatkan teknologi ini untuk menjaga kualitas rokoknya.
 
Jadi kesimpulannya nuklir tidaklah berbahaya, tidak seperti kebanyakan orang yang mengatakan kalau nuklir berbahaya karena dapat dibuat BOM, padahal nuklir salah satu energi yang dapat digunakan untuk menjadi pembangkit listrik tenaga nuklir, selain itu banyak produksi yang dihasilkan dari Nuklir. Sebernarnya nuklir terbagi 2 menjadi nuklir yang berbahaya dan nuklir yang tidak berbahaya, nuklir berbahaya ketika tidak dapat dikendalikan, seperti waktu itu terjadinya BOM di Kota Hirosima, tetapi ada juga nuklir yang tidak berbahaya, karena nuklir tersebut dapat dikendalikan dengan sangat baik.